Kamis, 12 September 2024

Mari Bertafakur

Mari Bertafakur


Kalian tentunya sudah tahu bahwasannya agama merupakan pondasi hidup manusia sehari-hari. Dalam agama Islam, salat merupakan tiang agama. Maksudnya adalah salat itu sebagai pilar penyangga yang mengokohkan keislaman, yang wajib dilaksanakan lima kali dalam sehari semalam. 

Islam ibaratnya sebuah bangunan. Syahadat sebagai pondasinya, salat sebagai tiang-tiangnya, dan dakwah sebagai atap yang melindunginya. Jika pondasi bangunan itu kokoh, atapnya pun bagus, tapi tiang- iangnya roboh atau tidak ada, bagaimana kira-kira bangunan itu? Begitu pula dengan bangunan keberagamaan kita. Al-Baihaqi meriwayatkan sebuah hadis, ”Salat itu adalah tiang agama (Islam), maka barang siapa mendirikannya 

maka sungguh ia telah mendirikan agama (Islam) itu dan barang siapa yang meninggalkannya maka sungguh ia telah merobohkan agama (Islam) itu.”Zikir dimaknai dengan menyebut atau mengingat Allah Swt. Dengan zikir, seseorang dapat mengaitkan diri atau mengkomunikasikan keadaannya kepada Allah Swt. Dengan zikir, ia dapat menitipkan diri dan mengarahkan aktivitasnya kepada-Nya. Oleh karena itu, zikir dapat menenangkan hati. Maka berusahalah agar selalu berzikir kepada-Nya.

Begitu pula, orang yang berdoa selalu menyebut nama Allah Swt. dan ingat kepada-Nya. Dengan berzikir, diharapkan orang yang selalu berdoa bergerak melakukan perbuatan baik.



Senin, 08 November 2021

Materi PAI Kelas 8 Bab 6 Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa Umayyah

 



1. Daulah Umayyah di Damaskus (661-750 M)

Daulah Umayyah berdiri selama 90 tahun (40-132 H / 661-750 M). Pendirinya bernama Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah. Daulah Umayyah menjadikan Damaskus sebagai pusat pemerintahannya.

Adapun secara lengkap para khalifah Bani Umayyah sebagai berikut:

  1. Muawiyah bin Abu Sufyan (Muawiyah I), tahun 660-680 M (41-61 H)
  2. Yazid bin Muawiyah (Yazid I), tahun 680-683 M (61-64 H)
  3. Muawiyah bin Yazid (Muawiyah II), tahun 683-684 M (64-65 H)
  4. Marwan bin Hakam (Marwan I), tahun 684-685 M (65-66 H)
  5. Abdul Malik bin Marwan, tahun 685-705 M (66-86 H)
  6. Al-Khalid bin ‘Abdul Malik (al-Walid I), tahun 705-715 M (86-97 H)
  7. Sulaiman bin ‘Abdul Malik, tahun 715-717 M (97-99 H)
  8. Umar bin ‘Abdul ‘Aziz ‘(Umar II), tahun 717-720 M (99-102 H)
  9. Yazid bin ‘Abdul Malik (Yazid II), tahun 720-724 M (102-106 H)
  10. Hisyam bin ‘Abdul Malik, tahun 724-743 M (106-126 H)
  11. Walid bin Yazid (al-Walid III), tahun 743-744 M (126-127 H)
  12. Yazid bin Walid (Yazid III), tahun 744 M (127 H)
  13. Ibrahim bin al-Walid, tahun 744 M (127 H)
  14. Marwan bin Muhammad (Marwan II al-Himar), tahun 745-750 M (127-133 H)

Pada saat Daulah Umayyah diperintah oleh al-Walid bin ‘Abdul Malik, keadaan negara sangat tenteram, makmur, dan tertib. Umat Islam merasa nyaman dan hidup bahagia. Di zaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz, perluasan wilayah dilakukan ke Perancis melalui pegunungan Pirenia.

Misi ini dipimpin oleh Abdurrahman bin Abdullah al-Ghafiqi. Muawiyah bin Abu Sufyan mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan.

Selain kemajuan dalam bidang pemerintahan, ilmu pengetahuan juga dikembangkan pada masa itu. Perkembangan ilmu pengetahuan tersebut meliputi :

  1. Ilmu agama, seperti: al-Qur’ānHadis, dan Fiqih.
  2. Ilmu sejarah dan geografi
  3. Ilmu pengetahuan bidang bahasa
  4. Bidang ilmu filsafat

2. Daulah Umayyah di Andalusia (756 M-1031 M)

Kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus berakhir pada tahun 750 M, kekhalifahan pindah ke tangan Bani Abbasiyah. Adapun amir-amir Bani Umayyah yang memerintah di Andalusia (Spanyol) sebagai berikut:

  1. Abdurrahman ad-Dakhil (Abdurrahman I), tahun 756-788 M.
  2. Hisyam bin Abdurrahman (Hisyam I), tahun 788-796 M.
  3. Al-Hakam bin Hisyam (al-Hakam I), tahun 796-822 M.
  4. Abdurrahman al-Ausat (Abdurrahman II) , tahun 822-852 M.
  5. Muhammad bin Abdurrahman (Muhammad I) , tahun 852-886 M.
  6. Munzir bin Muhammad, tahun 886-888 M.
  7. Abdullah bin Muhammad, tahun 888-912 M.
  8. Abdurrahman an-Nasir (Abdurrahman III), tahun 912-961 M.
  9. Hakam al-Muntasir (al-Hakam II) , tahun 961-976 M.
  10. Hisyam II, tahun 976-1009 M.
  11. Muhammad II, tahun 1009-1010 M.
  12. Sulaiman, tahun 1013-1016 M.
  13. Abdurrahman IV, tahun 1016-1018 M.
  14. Abdurrahman V, tahun 1018-1023 M.
  15. Muhammad III, tahun 1023-1025 M.
  16. Hisyam III, tahun 1027-1031 M.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan terjadi pada masa pemerintahan amir yang ke-8 yakni Abdurrahman an-Nasir dan amir yang ke-9 yakni Hakam al-Muntasir.

3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan

1). Ilmu Kimia

Di antara ahli kimia ketika itu adalah Abu al-Qasim Abbas ibn Farnas yang mengembangakan ilmu kimia murni dan kimia terapan. Ilmu kimia murni maupun kimia terapan adalah dasar bagi ilmu farmasi yang erat kaitannya dengan ilmu kedokteran.

2). Kedokteran

Di antara ahli kedokteran ketika itu adalah Abu al-Qasim al-Zahrawi. Ia dikenal sebagai ahli bedah, perintis ilmu penyakit telinga, dan pelopor ilmu penyakit kulit. Di dunia Barat dikenal dengan Abulcasis. Karyanya berjudul al-Ta’rif li man ‘Ajaza ‘an al-Ta’lif, yang pada abad XII telah diterjemahkan oleh Gerard of Cremona dan dicetak ulang di Genoa (1479 M), Basle (15541 M) dan di oxford (1778). Buku tersebut menjadi rujukan di universitas-universitas di Eropa.

3). Sejarah.

  1. Abu Marwan Abdul Malik bin Habib, salah satu bukunya berjudul al-Tarikh. Ia meninggal pada tahun 852 M.
  2. Abu Bakar Muhammad bin Umar, dikenal dengan Ibnu Quthiyah. Karya bukunya berjudul Tarikh Ifitah al-Andalus.
  3. Hayyan bin Khallaf bin Hayyan, karyanya al-Muqtabis fi Tarikh Rija al Andalus dan al-Matin.
  4. Bahasa dan sastra

Di antara tokoh terkenal bidang sastra ketika itu adalah :

  1. Ali al-Qali, karyanya al-Amali dan al-Nawadir, wafat pada tahun 696 M.
  2. Abu Bakar Muhammad Ibn Umar. Di samping terkenal sebagai ahli sejarah, ia adalah seorang ahli bahasa Arab, nahwu, penyair, dan sastrawan. Ia menulis buku dengan judul al-Af’al dan Fa’alta wa Af’alat. Ia meninggal pada tahun 977 M.
  3. Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih, karya prosa diberi nama al-‘Aqd al-Farid. Ia meninggal tahun 940 M.
  4. Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid. Lahir di Cordova pada tahun 382 H/992 M dan wafat pada tahun 1035 M. Karyanya dalam bentuk prosa adalah Risalah al -awabi’ wa al-Zawabig, Kasyf al-Dakk wa A£ar al-Syakk dan Hanut ‘Athar.

4. Pertumbuhan Kebudayaan

1). Arsitektur

Perkembangan di bidang arsitektur ini terlihat dari bangunanbangunan artistik serta masjid-masjid yang memenuhi kota. Kota lama pun dibangun menjadi kota modern. Mereka memadukan gaya Persia dengan nuansa Islam yang kental di setiap sudut bangunannya

2). Organisasi militer

Pada masa pemerintahan Bani Umayyah ini militer dikelompokkan menjadi 3 angkatan yaitu angkatan darat (al-jund), angkatan laut (albahiriyah) dan angkatan kepolisian.

3). Perdagangan

Setelah Bani Umayah berhasil menaklukkan bebagai wilayah, jalur perdangan menjadi semakin lancar. Ibu Kota Basrah di Teluk Persi pun menjadi pelabuhan dagang yang ramai dan makmur, begitu pula Kota Aden.

4). Kerajinan

Ketika Khalifah Abdul Malik menjabat, mulailah dirintis pembuatan tiras (semacam bordiran), yakni cap resmi yang dicetak pada pakaian khalifah dan para pembesar pemerintahan.

Daftar Pustaka : 

Ahsan Muhamad, Sumiyati, & Mustahdi. 2017. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Minggu, 07 November 2021

Mudah mengakses data dengan google drive

 

Masalah

Sebelum adanya akun belajar.id sangat sulit mengerjakan file secara bersama-sama dengan rekan-rekan guru. Kita harus membagikan file tersebut ke semua guru yang tentunya memakan waktu yang lama, apalagi jika file tersebut dalam ukuran yang besar

Dampak

Setelah adanya akun belajar.id pengerjaan file secara bersama-sama menjadi lebih cepat, sehingga tugas-tugas sekolah dapat diselesaikan lebih cepat.

Solusi

Cara menggunakan drive bersama ini langkahnya sebagai berikut.

  1. Buka drive.google.com

  2. Masuk dengan akun belajar.id dan pasword anda

  3. Klik tombol drive bersama/share drive

  4. Klik pada folder/file yang mau dibagikan

  5. Klik kanan kemudian pilih bagikan

  6. Tambahkan email rekan yang mau diberikan filenya dan pastikan berikan akses sebagai editor

  7. Kemudian klik selesai



Minggu, 24 Oktober 2021

Materi PAI Kelas 8: Jiwa Lebih Tenang dengan Banyak Melakukan Sujud

Coba kita renungkan, banyak orang harus dibantu dengan tabung oksigen untuk bernafas, dibantu dengan kaki palsu dan tongkat untuk berjalan, untuk berbicara m e n g g g u n a ka n  b a h a s a isyarat, dan masih banyak lagi contoh-contoh yang lainnya.

Pernahkah mereka berputus asa atau menyesali dengan keadaan tersebut? Ternyata mereka tetap optimis dan selalu mensyukuri nikmat-nikmat lain yang telah Allah berikan kepadanya. Dengan contoh tersebut, orang yang terlahir dalam kondisi lebih sempurna semestinya lebih mensyukuri nikmat yang Allah Swt. Kita sudah diberi sepasang mata.
Apakah sudah digunakan untuk melihat hal-hal yang baik? Atau justru sebaliknya digunakan untuk berbuat maksiat. Kita diberi sepasang telingga. Apakah sudah digunakan untuk mendengarkan hal-hal yang baik pula? Sudahkah kita menjadi orang yang pandai untuk bersyukur? Mewujudkan ungkapan syukur dapat dilakukan kapan saja, di mana saja, dan dengan berbagai cara.
Kita dapat mengungkapkan rasa syukur sesaat setelah menerima nikmat, setiap selesai śalat, setelah makan, ketika bangun tidur, setelah selesai buang hajat, dan sebagainya. Kita juga dapat mengungkapkan rasa syukur ketika berada di rumah, di jalan, di sekolah, bahkan ketika berada di lapangan sepak bola pun kita dapat mengungkapkan rasa syukur.

Cara mengungkapkan rasa syukur juga bermacam-macam,seperti dengan mengucapkan alhamdulillah, melakukkan sujud syukur, memberi sedekah, dan memperbanyak ibadah. Di samping itu, seseorang yang diberi nikmat berupa kesehatan bisa mensyukurinya dengan cara menggunakan kesehatan tersebut untuk melakukan amal kebaikan.

Seseorang yang ingin bersyukur karena sudah dianugerahi sepasang mata, sudah semestinya bersyukur dengan cara menggunakannya untuk melihat yang baik-baik. Begitu juga seseorang yang ingin beryukur karena telah diberi sepasang telingga pasti digunakan untuk mendengarkan hal-hal yang baik juga. Apapun yang diberikan oleh Allah kepada kita itulah yang terbaik buat kita.
Kita wajib ikhlas dengan takdir Allah, meskipun kadang-kadang takdir tersebut tidak kita sukai. Wahai anak yang salih. Menjadi orang yang pandai bersyukur itu sangat penting. Tatkala kita diberi oleh Allah dengan berbagai nikmat dan kelebihan, orang yang pandai bersyukur tidak akan terjerumus kepada kesombongan. Ingatlah bahwa sehebat apapun manusia dia tetaplah seorang hamba.

Hamba dari Allah Yang Maha Perkasa, Mahakuasa, Mahakaya, dan Mahatinggi. Oleh karena itu, kita selalu diperintahkan untuk sujud dan merendahkan diri di hadapan Allah Swt. Sujud itu dilakukan pada saat śalat, atau sujud-sujud yang lain seperti sujud syukur, sahwi, dan tilawah. Semoga dengan bersujud hati dan jiwa kita menjadi lebih tenang.

3 Macam Sujud selain Sujud dalam Shalat


Sujud merupakan satu bentuk kepasrahan dan penghambaan diri kepada Allah Swt. Hanya kepada Allah sajalah manusia itu boleh bersujud. Adapun kepada sesama manusia kita diperintahkan untuk saling menghormati saja. Pada saat kita sujud maka dahi, telapak tangan, kaki, dan lutut semua menempel ke tanah (alas sujud). Inilah posisi paling ideal sebagai bentuk kepasrahan, ketundukan, dan kepatuhan total kepada Allah Swt.

Sujud sudah sangat lazim dilakukan di dalam śalat. Segala macam jenis śalat pasti ada sujudnya, kecuali śalat jenazah. Di dalam śalat fardu, setiap rakaat ada dua kali sujud. Dalam sehari semalam kita wajib śalat sebanyak 17 rakaat, berarti kita telah melakukan sujud sebanyak 34 kali. Jika kita menambah dengan bebagai macam amalan śalat sunnah, akan lebih banyak kita bersujud kepada Allah Swt.
Namun, yang akan kita bahas dalam uraian berikut ini adalah sujud-sujud yang dilakukan di luar rukun śalat tersebut. Macam-macam sujud yang dimaksud meliputi sujud syukur, sahwi, dan tilawah. 

1. Sujud Syukur


a. Pengertian Sujud

Syukur Syukur artinya berterima kasih kepada Allah Swt. Sujud syukur ialah sujud yang dilakukan ketika seseorang memperoleh kenikmatan dari Allah atau telah terhindar dari bahaya. Untuk mengungkapkan syukur seringnya kita hanya dengan mengucapkan kata “alhamdulillah”.

Ternyata, di samping dengan menguncapkan hamdalah, kita juga diajarkan cara lain untuk mengungkapkan rasa syukur tersebut. Cara lain yang dimaksud adalah dengan sujud syukur.

Ketika melakukan sujud syukur, ekspresi syukur itu tidak hanya terucap dalamlisan saja, namun juga dalambentuktindakan berupa sujud. Sungguh indah ajaran yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. kepada kita.

b. Dasar Hukum Sujud Syukur

Adapun hukum melakukan sujud syukur adalah sunnah sebagaimana hadis Rasulullah berikut :


c. Sebab-sebab Melakukan Sujud Syukur

Sebab-sebab melaksanakan sujud syukur adalah :

1) Mendapatkan nikmat dari Allah Swt. Apabila kita mendapatkan nikmat atau baru saja kita mendapatkan kabar yang menggembirakan, seketika itu juga ia melakukan sujud syukur tanpa menunda-nundanya lagi.

2) Terhindar dari bahaya (kesusahan yang besar) Apabila kita terhindar dari bahaya atau bencana yang ketika itu terjadi, maka segeralah untuk melakukan sujud syukur tanpa menunda-nundanya lagi. Misalnya, ketika terjadi gempa bumi, seisi rumah ternyata dapat menyelamatkan diri semua. Maka saat itu disunnahkan untuk melakukan sujud syukur.

d. Tata Cara Melakukan Sujud Syukur

Tata cara sujud syukur cukup mudah untuk dipraktikkan dan dilaksanakan. Adapun tata caranya adalah sebagai berikut :

1) Menghadap kiblat
2) Niat untuk sujud syukur
3) Sujud seperti sujud dalam śalat dengan membaca do’a sebagai berikut:



4) Duduk kembali
5) Salam

e. Hikmah Sujud Syukur 

Hikmah melakukan sujud syukur, sebagai berikut :

1) Orang yang mendapatkan nikmat dan kelebihan kalau tidak berhatihati dapat lupa diri sehingga menjadi angkuh atau sombong. Orang yang melakukan sujud syukur akan terhindar dari sifat sombong atau angkuh tersebut.

2) Memperoleh kepuasan batin berkaitan dengan anugerah yang diterima dari Allah Swt.

3) Merasa dekat dengan Allah sehingga memperoleh bimbingan dan hidayah-Nya. 4) Memperoleh tambahan nikmat dari Allah Swt. dan selamat dari siksaNya. 

2. Sujud Sahwi


a. Pengertian Sujud Sahwi

Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan karena lupa atau ragu-ragu di dalam śalat. Sujudnya dua kali dan dilakukan setelah membaca tahiyat akhir sebelum salam.

b. Dasar Hukum

Sujud Sahwi Adapun hukum melakukan sujud sahwi adalah sunnah sebagaimana hadis Rasulullah saw. sebagai berikut:




c. Sebab-sebab Sujud Sahwi

Sebab-sebab orang yang śalat melakukan sujud sahwi adalah:

1) Lupa meninggalkan salah satu rukun śalat seperti lupa melakukan rukuk, iktidal, atau sujud.
2) Lupa atau ragu jumlah rakaat.
3) Lupa membaca do’a qunut (bagi yang membiasakan qunut).
4) Lupa melakukan tasyahud awal.
5) Kelebihan atau kekurangan dalam jumlah rakaat. 
Dalam kasus rakaat kurang, apabila pada saat śalat ada yang mengingatkan bahwa rakaat śalat kita kurang, maka harus segera berdiri, takbir, dan melengkapi jumlah rakaatnya baru kemudian melakukan sujud sahwi.

d. Tata Cara Sujud Sahwi

Cara melakukan sujud sahwi sebagai berikut : Sujud sahwi dilaksanakan sebelum salam apabila orang yang sedang śalat lupa akan bilangan śalat yang sedang dikerjakan atau lupa tidak melakukan tahiyat awal dan kita baru ingat sebelum dia salam.

1) Setelah selesai membaca tahiyat akhir, langsung sujud lagi dengan membaca:



2) Bangun dari sujud disertai dengan mengucapkan takbir,
3) Kemudian duduk sebentar lalu takbir dan dilanjutkan sujud lagi dengan doa yang sama dengan sujud pertama.
4) Duduk kembali dan diakhiri dengan salam.

e. Hikmah Melakukan Sujud Sahwi

Manusia tidak boleh berperilaku sombong dan angkuh karena manusia adalah tempat salah dan lupa. Yang tidak pernah lupa hanyalah Allah Swt. Orang yang berbuat salah, khilaf, dan lupa harus segera memohon ampun kepada Allah dengan membaca istighfar.

Demikian halnya ketika kita bersalah dengan orang tua, guru maupun teman harus segera meminta maaf kepada mereka. Hikmah berikutnya adalah kita diajarkan untuk bisa memahami bahwa orang lain juga bisa salah. Jika orang tersebut mengakui kesalahannya dan minta maaf, maka sebagai umat Islam diajarkan untuk segera memberi maaf. Ingatlah bahwa sifat takabur itu bisa terjangkit kepada siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.

3. Sujud Tilawah


a. Pengertian Sujud Tilawah

Sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan karena membaca ayat-ayat sajdah dalam al-Qur’ān ketika śalat maupun di luar śalat, baik pada saat membaca/menghafal sendiri atau pada saat mendengarkannya.

b. Dasar Hukum Sujud Tilawah

Hukum melaksanakan sujud tilawah adalah sunnah, sebagaimana hadis Rasulullah saw. berikut ini:


c. Sebab-sebab Sujud Tilawah

Sujud tilawah dilakukan karena pada saat membaca atau mendengarkan bacaan al-Qur’ān menemukan ayat-ayat sajdah baik pada saat śalat maupun di luar śalat.

Adapun ayat-ayat sajdah yang ada di dalam al-Qur’ān berjumlah 15 yaitu: 1) Q.S. al-A’rāf/7 ayat 206
2) Q.S. ar-Ra’du/13 ayat 15
3) Q.S. an-Nahl/16 ayat 49
4) Q.S. Al-Isrā’/17 ayat 109
5) Q.S. al-Hajj/22 ayat 18
6) Q.S. Maryam/19 ayat 58
7) Q.S. al-Hajj/22 ayat 77
8) Q.S. al-Furqān/25 ayat 60
9) Q.S. an-Naml/ 27 ayat 25
10)Q.S. al-Sajdah/32 ayat 15
11) Q.S. Sad/38 ayat 24
12)Q.S. Fussilat/41 ayat 38
13)Q.S. an-Najm/53 ayat 62
14)Q.S. al-Insyiqāq/84 ayat 21
15)Q.S. al-‘Alaq/96 ayat 19

d. Syarat Sujud Tilawah

Di dalam melaksanakan sujud tilawah harus memenuhi syarat sebagai berikut: 

1. Suci dari hadas dan najis
2. Menghadap kiblat
3. Menutup aurat.

e. Rukun Sujud Tilawah

Adapun rukun sujud tilawah adalah: 
1. Niat
2. Takbiratul ihram
3. Sujud satu kali dengan diawali bacaan takbir
4. Duduk setelah sujud dengan tuma’ninah tanpa membaca tasyahud
5. Salam

f. Tata Cara Sujud Tilawah

Tata cara sujud tilawah ada dua macam, yaitu: 

1. Sujud tilawah yang dilakukan di luar śalat.

Adapun cara yang melakukan sujud tilawah di luar Śalat sebagai berikut:
a. Berdiri menghadap kiblat
b. Berniat melakukan sujud tilawah
c. Takbiratul ihram d. Sujud satu kali Pada saat sujud membaca do’a sebagai berikut:



e. Duduk sejenak
f. Salam

2. Sujud tilawah yang dilakukan di dalam śalat.

Adapun cara melakukan sujud tilawah di dalam Śalat sebagai berikut:

Pada saat kita sedang berdiri dalam Śalat membaca ayat sajdah atau imam membaca ayat sajdah, kita langsung melakukan sujud satu kali dengan membaca do’a sujud tilawah. Setelah selesai melakukan sujud tilawah tersebut kita langsung berdiri lagi dan melanjutkan śalat kembali. 

g. Hikmah Melaksanakan Sujud Tilawah 

Hikmah melakukan sujud tilawah, yaitu: 
1. Dijauhkan dari godaan setan. 
2. Lebih menghayati bacaan dan makna al-Qur’ān yang sedang dibaca. 
3. Mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Rabu, 11 November 2020

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI NUSANTARA




  I.   Peranan saudagar muslim dalam penyebaran agama Islam


Penyebaran Islam di Indonesia tidak terlepas dari peran saudagar muslim, ulama dan mubaligh melalui proses perdagangan, hubungan sosial dan pendidikan. Para ulama Jawa terkenal dengan sebutan “Wali 9”. Beberapa sejarawan menyebutkan, bahwa awal masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7, ada pula pendapat lain yang menyatakan pada abad 13. Agama Islam dibawa dan dikembangkan oleh para saudagar muslim dari Gujarat, Arab, dan Persia.
Agama ini diterima di Indonesia tidak hanya kalangan bangsawan tetapi juga tokoh masyarakat kepla suku dan para uleebalang (ketua adat). Agama Islam disebarkan dimulai dari daerah pesisir hingga ke daerah yang terletak  di daerah terpencil (pedalaman).

II.        Peranan walisongo dan ulama dalam penyebaran agama Islam

Penyebaran Islam di Pulau Jawa di koordinir oleh wali-wali melalui organisasi/dewan dakwah wali songo yang beranggotakan sembilan wali. Wali adalah seorang yang berkepribadian baik, dekat dengan Allah, mempunyai kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Pendapat lain wali adalah orang yang selalu dijaga oleh Allah dan senantiasa berbakti kepadaNya.
Pengembangan agama Islam di Jawa oleh wali 9 dilakukan sejak abad 14-16 M. Para wali 9 tersebut tidak hanya sebagai juru da’i tetapi juga berpengaruh besar dalam pemerintahan oleh karenanya mendapatkan gelar Sunan (Suguhanan, Junjungan), yaitu :

1.       Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) Berasal dari wilayah Maghribi (Afrika Utra). Dia selama 20 tahun berada di Gresik mencetak kader, oleh karenanya dikenal sebagai sunan Gresik. Dialah yang dikenal sebagai pelopor penyebaran Islam pertama di Jawa.
2.       Sunan Ampel (Maulana Rahmatullah). Permulaan dakwahnya dimulai dipesantren yang didirikannya di Ampel Denta (dekat Surabaya). Sunan Ampel juga dianggap sebagai penerus cita-cita dan perjuangan sunan Gresik.
3.       Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim). Sunan ini berupaya menyesuaikan dakwahnya dalam hal pewayangan dan musik gamelan. Setiap bait lagu diselingi dengan ucapan dua kalimat Syahadat (syahadatain atau sekaten).
4.       Sunan Drajat (Maulana Syarifudin). Wali ini dikenal sebagai wali yang berjiwa dan sosial tinggi . Wali ini hidup pada masa kerajaan Mojopahit runtuh dan rakyat dalam krisis yang memprihatinkan. Dia juga menggunakan seni sebagai media dakwahnya, yaitu pangkur sebagai alat seni lipfak.
5.       Sunan Giri (Maulana Umar Said). Aslinya bernama Raden Paku merupakan seorang wali yang menyebarkan agama Islam dengan menitik beratkan pada bidang pendidikan agama Islam.
6.       Sunan Kalijaga (Maulana Muhammad Syahid). Wali ini dikenal sebagai budayawan dan seniman. Wali ini berdakwah dengan cara berkelana. Sarana dakwahnya adalah wayang kalif yang memuat nilai-nilai keislaman. Lagu yang diciptakannya adalah dandanggula.
7.       Sunan Muria (Maulana Umar Said). Wali ini terkenal pendiam tapi fatwahnya sangat tajam, oleh karena itu dia dikenal sebagi seorang sufi, bahkan guru tasawuf. Dia juga menyukai seni nuasa keislaman. Dia juga menciptakan lagu sinom dan kinanti.
8.       Sunan Kudus (Maulana Ja’far Shadiq). Wali ini mendapat gelar waliyul alim (orang yang luas ilmunya). Karena memiliki ilmu tauhid dan fikih. Oleh karenanya dikenal sebagai sunan Kudus. Dia membangun masjid di Kudus yang disebut Menara Kudus.
9.       Sunan Gunung Jati (Maulana Syarif Hidayatullah). Wali ini menyebutkan Islam di Cirebon Jawa Barat. Ia cucu Raja Pejajaran yang lahir di Makkah – setelah dewasa menggantikan pamannya sebagai raja dan berhasil menjadikan Cirebon sebagai kerajaan Islam pertama di Jabar.


1.       Perdagangan. Melalui perdagangan inilah mereka dengan mitranya, menyampaikan ajaran-ajaran agama Islam sebagai satu ajakan persuasif untuk bisa tertarik dan melaksanakan ajaran Islam. Hal ini sesuai dengan  QS. an-Nahl : 25 (lembar arab/ayat ada dibelakang)
2.       Sosial bermasyarakat, ini terjalin melalui hubungan perkawinan antara masyarakat biasa maupun bangsawan. Hal ini meiliki bukti-bukti kuat.
3.       Pengajaran. Hal ini terbukti adanya pesantren-pesantren yang didalamnya berisi tentang pengajaran dan pendidikan agama Islam.Selain Wali Songo juga terdapat wali-wali yang juga memiliki peran penting, diantaranya Syekh Siti Jenar (Syekh Lemah Abang dari Demak), Syaikh Qurrotul Ain, dll.
Wali yang berjasa dalam penyebaran Islam diluar Jawa :
a.       Shekh Samsudin di Kalimantan Barat
b.       Datuk Rebondang  di Sulawesi
c.        Sunan Giri di NTB, NTT, Ternate dan Maluku
d.       Shekh Burhanuddin di Ulakan Minangkabau


A.       Kerajaan Islam di Jawa

1.     Kerajaan Demak (1500-1518M)

Perintis dan pendiri kerajaan demak adalah Raden Patah (Pangeran Jumbun). Ia mendirikan Pesantren atas perintah Sunan Ampel (gurunya) tahun 1475 m. Prabu kerta Bumi V (ayah Raden patah) menjadi raja di Majapahit Th. 1468-1478m. Tahun 1479m majapahit diserang Prabu Giridra wardana Kediri, Majapahit Kalah. Ia menjadi raja dengan gelar Brawijaya VI- 1478-1498. Tahun 1498 Brawijaya VI ditaklukkan Prabu VII, dengan demikian Majapahit berakhir dan diganti dengan berdirinya kerajaan Demak Islam. Ia mempunyai gelar Sultan Fatah Alamsyah Akbar. Ia meninggal tahun 1518. Selanjutnya digantikan Adipati Unus (tahun 1518-1521m). Tahun 1512/1513m Adipati Unus menyerang Portugis tetapi tidak berhasil.

2.       Kerajaan Islam Pajang (1546-1582M)

Sultan Trenggono wafat tahun 1546 dan secara bersamaan di Demak terjadi perebutan kekuasaan diantara kerabat kerajaan, antara adik adik Trenggono dan anakTrenggono. Adik Trenggono tewas ditangan Sunan Prawoto yang mempunyai anak Arya Panangsang. Selanjutnya Arya Panangsang yang berusaha membunuh Sunan Prawoto, tewas ditangan Adiwijaya. Adiwijaya menjadi raja Demak dan selanjutnya pusat pemerintahannya dipindah ke Pajang. Dia selanjutnya dikenal dengan sebutan Joko Tingkir. Joko Tingkir tewas dalam peperangan melawan Mataram pada tahun 1582M

3.    Kerajaan Islam Mataram (1582-1601M)

Pendiri kerajaan Islam Mataram didirikan oleh Sutawijaya putra Ki Gede Pamanahan (komandan dan pasukan pengawal panembahan Adiwijaya (Joko Tingkir). Ia meninggal tahun 1601M. Selanjutnya diganti Mas Jolang dengan gelar panembahan Sedo Ing Krapyak yang memerintah tahun. 1601-1613M. Ia berusaha menyatukan Mataram yang diganggu pemberontak. Tahun 1613, ia meninggal dan digantikan Adipati Martapura, tidak lama kemudian diganti Mas Rangsang (Sultan Agung saudaranya) Tahun. 1631-1645. Pada tahun 1645 sultan Agung meninggal dan digantikan putranya Amangkurat I (1646-1677 M)

4.       Kerajaan Islam di Banten (1552-1570 M)

Pada tahun 1526 M. Fatahillah memimpin tentara Demak dan Cirebon menaklukkan kerajaan Hindu di Pajajaran. 20 tahun kemudian Sunan Gunung Jati (Hasanuddin putra Syarif Hidayatullah) dari Cirebon menjadi Sultan Banten yang pertama. Ia memerintah tahun 1552-1570 M. masa pemerintahan Sultan Hasanuddin Islam disebarkan ke daerah Lampung dia menjalin hubungan persahabatan dengan Sultan Aceh yang berkuasa di Indrapura. Selanjutnya selain Islam di Lampung juga disebarkan di Bengkulu, disana didirikan masjid dan lembaga pendidikan. Tahun 1570 Sultan hasanuddin meninggal digantikan Maulana Yusuf (putranya) tahun 1570-1580. Selanjutnya Islam dilanjutkan penyebarannya ke daerah Pajajaran, daeraah kerajaan Hindu yang dipimpin Prabu Sedah. Tahun 1580 Maulana Yusuf meninggal, digantikan putranya, Maulana Muhammad sebagai sultan Banten III(1580-1596 M). Ia diberi gelar Kanjeng Ratu Banten. Sultan Banten III tewas dalam penyerangan ke Palembang tahun 1604.

5.     Kerajaan Islam di Cirebon

Di Jawa Barat terdapat perguruan Islam, tepatnya di Krawang dan Gunung Jati Cirebon. Perguruan Islam di Krawang tersebut dibangun Syek Samsudin/Syekh Kuro tahun 1418 M. Perguruan Islam dan Gunung Jati Cirebon. Kerajaan ini menjadi kerajaan Islam pada tahun 1479. Kerajaan ini selanjutnya diserahkan kepada keponakan Syarif Hidayatullah dengan nama Maulana Mahmud Syarif Abdillah Sultan Mesir. Kekuasaan sultan Mesir ini mencapai wilayah kerajaan pajajaran, kerajaan Galuh di Ciamis jawa Barat. Tahun 1568 ia meninggal dan dikuburkan di sebelah barat Gunung Jati sehingga terkenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati.

B.       Kerajaan Islam di Sumatra

Antara abad 7 dan abad 8 masehi Islam masuk ke Indonesia melalui pesisir Sumatra yang disebarkan oleh para mubaliqh dan saudagar Islam, arab, Mesir, Persia dan Gujarat. Kehadiran Islam di Pasai mendapatkan tanggapan yang cukup baik. Islam tidak hanya diterima lapisan masyarakat pedesaan tetapi juga menambah kemayarakat perkotaan. Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke 13 Masehi. Pusat kerajaan ini terletak di pantai timur Sumatra. Raja-raja yang terkenal diantaranya : Sultan Malikud Saleh (1285-1297 M), Sultan lMalikud Dohir (1297-1326 M), Sultan Malikud Dohir II (1326-1348 M), Sultan Zainal Abidin (1348-1406 M).

C.       Kerajaan Islam di Sulawesi

Pada abad ke 15 di Sulawesi berdiri beberapa kerajaan, diantaranya dari suku bangsa Makasar (Gowa dan Tallo) dan Bugis (Luwu, Bone, Soppeng dan Wajo). 2 kerajaan yang memiliki hubungan baik yaitu kerajaan Gowa dan Tallo. Ibu kota kerajaannya adalah Gowa yang sekarang menjadi Makasar. Kerajaan ini pada abad ke 16 sudah menjadi daerah islam. Masuk dan berkembangnya Islam di Makasar atas juga datuk Ribandang (Ulama adat Minangkabau). Secara resmi kerajaan Gowa Islam berdiri pada tahun              1605 M.
Raja-raja yang terkenal diantaranya :

1.       Sultan Alaudin (1605-1639 M) raja pertama Islam di Gowa-Tallo. Kerajaan ini adalah negara maritim yang terkenal dengan perahu-perahu layarnya dengan jenis Pinisi dan lImbo. Pada masa Sultan Alaudin berkuasa, Islam mengalami perkembangan pesat yang daerah kekuasaannya hampir mencakup seluruh daerah Sulawesi.
      Ia wafat pada tahun 1939 M, setelah menjadi raja selama 34 tahun dan digantikan putranya yang bernama Muhammad Said.
2.       Muhammad Said (1639-1653 M). Raja ini berkuasa selama 14 tahun.

3.       Sultan hasanuddin (1653-1669 M). Sultan ini sebagai pengganti dari Muhammad Saed. Pada masa Sultan hasanuddin berkuasa, Gowa – Tallo mencapai puncak kejayaannya. Wilayah kekuasaannya sampai ke pulau Selayar, Butung, Sumbawa dan Lombok. Ia berkuasa selama 16 Tahun.

Mari Bertafakur

Mari Bertafakur Kalian tentunya sudah tahu bahwasannya agama merupakan pondasi hidup manusia sehari-hari. Dalam agama Islam, salat merupakan...