Sabtu, 26 Januari 2019

Iman Kepada Nabi Dan Rasul part 2

Standar Kompetensi
11. Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah
Kompetensi Dasar 
                                                                                                         
11.2. Menyebutkan nama-nama dan sifat Rasul Allah
11.3. Meneledani Sifat-sifat Rasulallah

A. Pengertian Iman kepada Rasul-rasul Allah 
Kata Rasul berasal dari رَسُوْلٌ yang artinya utusan. Rasul Allah adalah berarti utusan Allah swt. Iman kepada Rasul Allah artinya mempercayai bahwa rasul Allah itu adalah orang yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan ajaran dari Allah yang berupa wahyu kepada umatnya untuk dijadikan pedoman hidup utnuk kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

 Bagi setiap muslim wajib mengimani rasul-rasul Allah. Apabila seseorang tidak mengimani adanya Rasul Allah maka iman seseorang itu tidak sempurna. Para rasul itu manusia pilihan Allah, berkualitas tinggi serta berakhlak mulia. Dia diberi wahyu oleh Allah untuk disampaikan kepada umat manusia. Sebagai penuntun jalan yang benar untuk mencapai jalan kebenaran untuk hidup di dunia maupun di akhirat. Sebagai wujud keimanan kepada para rasul adalah mengimani, mengikuti, mematuhim, dan melaksanakan perintahnya serta menjauhi larangannya.
B.    Dalil Tentang Beriman Kepada Rasul
Banyak sekali dalil-dalil yang berkenaan dengan iman kepada Rasul, namun diantaranya yaitu :
  • Dalam surah Al-Ahzab : 45
يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّآ أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرً                                                         ا
Artinya: “ Wahai Nabi! Sesungguhnya kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira, dan pemberi pringatan.” ( QS. Al-Ahzab : 4
·      Dalam surah Al-Ahzab : 21
      لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا اللهَ وَالْيَوْمَ اْلأَخِر وَذَكَرَاللهَ كَثِيرًا    
          Artinya :” Sungguh dalam diri Rasulullah kamu mendapatkan teladan yang baik bagimu, bagi orang yang mengharapkan Allah dan hari kemudian dan yang banyak mengingat Allah”. ( QS. Al-Ahzab : 21 )
C. Tugas-Tugas Rasul
Para rasul pada intinya adalah bertugas untuk menyampaikan amanah dari Allah untuk menegakkan kebenaran dan menjauhkan manusia dari kebodohan dan kesesatan. Secara rinci tentang fungsi para rasul ini dijelaskan dalam Al Quran berikut ini.
1. Menyerukan kepada tiap umat agar menyembah hanya kepada Allah. (Q. S. Al Nahl: 36)
2. Memberi peringatan yang jelas (Q. S. Al Ahqaf: 9)
3. Menyuruh menyembah kepada Allah agar menjadi takwa (Q. S. Al Mukminun: 32)
4. Membawa berita gemira dan peringatan (Q. S. Al Fath: 8)
5. Menganjurkan kepada manusia agar beriman (Q. S. Ali Imran: 78 - 80)
6. Membacakan ayat-ayat Allah sebelum diturunkan azabnya (Q. S. Al Qashas: 59)
7. Menjelaskan agama dengan terang dan jelas (Q. S. Ibrahim: 4)
8. menceritakan ayat-ayat Allah (Q. S. Al A’raf: 35)
 
D.               Pengertian Nabi dan Rasul
         Sebagian ulama’ dan umat islam ada yang berpendapat bahwa setiap rasul sudah pasti untuk menyampaikan wahyu (ajaran Allah) kepada umat manusia. Adapun nabi yang tidak diberi tugas untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia, ia bukan rasul tetapi hanya nabi. Ulama’ dan umat islam yang berpendapat seperti itu, beralasan kepada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Zar, bahwa jumlah nabi ada 124.000 orang, sedangkan rasul berjumlah 315 orang.
Nabi dalam bahasa arab berasal dari kata naba.Dinamakan Nabi karena mereka adalah orang yang menceritakan suatu berita lewat wahyu. Sedangkan Rasul secara bahasa berasal dari kata irsal yang bermakna membimbing atau memberi arahan. Definisi secara syar’i  yang masyhur, Nabi adalah orang yang mendapatkan wahyu namun tidak diperintahkan untuk menyampaikan sedangkan Rasul adalah orang yang mendapatkan wahyu dalam syariat dan diperintahkan untuk menyampaikannya.
Rasul adalah manusia utama pilihan Allah SWT. Allahlah yang dengan ‘hak mutlak-Nya’ memilih seseorang menjadi rasul-Nya. Cirri-ciri seseorang rasul, antara lain seorang laki-laki yang sehat jasmani dan rohaninya, mempunyai akal yang sempurna, berjiwa ‘ismah (jiwa yang mampu mengendalikan diri dari berbuat dosa), dan berasal dari keturunan orang baik-baik.
Jadi perbedaan antara Nabi dan Rasul :
  •  Nabi adalah Orang yang dipilih oleh Allah SWT untuk menerima wahyu, tetapi tidak wajib mengerjakan dan menyampaikan kepada umatnya.
  •  Rasul adalah Orang yang menyampaikan terpilih dan diangkat oleh Allah SWT untuk menerima wahyu dan berkewajiban dan mengajarkan kepada umatnya. Dan khusus Rasul Muhammad SAW diwajibkan menyampaikan kepada seluruh umat manusia dan syari’atnya berlaku sepanjang masa sampai hari kiamat.
E.     Nama-nama Rasul yang harus diketahui.
Para Nabi dan Rasul itu sangat banyak jumlahnya, tidak ada seseorangpun yang mengetahui jumlahnya melainkan Allah SWT. Sebagian nama dan kisah mereka di cantumkan di dalam Al-Qur’an tetapi sebagian yang lain tidak terterah didalamnya. Allah SWT berfirman :
Artinya : “ Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, diantara mereka ada yang kami ceritakan kepadamu diantara mereka ada pula yang tidak kami ceritakan kepadamu”. ( Q.S Al-Mu’min : 78 ).
Dari jumlah Nabi dan Rasul itu, di dalam Al-Qur’an diterangkan nama-nama mereka sebanyak 25 orang Rasul yang di ketahui oleh kaum muslimin,  yaitu :


1.        Adam AS                    11.  Yusuf AS                         21.  Yunus AS
2.       Idris AS                      12.  Ayyub AS                         22.  Zakaria AS
3.       Nuh AS                       13.  Syu’aib AS                       23.  Yahya AS
4.       Hud AS                       14.  Zulkifli AS                        24.  Isa AS
5.       Saleh AS                     15.  Musa AS                          25.  Muhammad SAW
6.       Ibrahim AS                 16.  Harun AS
7.       Luth AS                      17.  Daud AS
8.       Ismail AS                    18.  Sulaiman A
9.       Ishaq AS                     19.  Ilyas AS
10.   Yakub AS                   20.  Ilyasa AS     َ
F.     Sifat-sifat Rasul
§ Sidiq yang artinya benar atau jujur. Mustahil para nabi dan rasul itu memiliki sifat kizib (dusta). Karena, kalaulah para rasul/nabi itu bersifat kizib tentu ajarannya yang disampaikannya penuh dengan kedustaan yang dapat menyesatkan dan menyengsarakan umat manusia. (Q.S. Maryam, 19:41).§ Amanah yang artinya jujur atau dapat dipercaya. Mustahil para nabi dan rasul itu bersifat khianat (penipu), karena kalau para nabi dan rasul itu penipu sudah tentu umat yang dibimbingnya akan menjadi penipu pula. (Q.S. Ali Imran, 3: 79).§ Tablig artinya menyampaikan, maksudnya para nabi dan rasul itu wajib menyampaikan risalah atau ajaran-ajarannya Allah yang diterimannya kepada umat manusia agar dijadikan pedoman hidup oleh mereka. Mustahil para nabi dan rasul itu bersifat kitman atau menyembunyikan dan tidak menyampaikan risalah yang diterimanya kepada umat manusia. Jika para nabi dan rasul itu bersifat “kitman”, tentu umat manusia tidak mempunyai pedoman hidup yang bersumber dari Allah, sehingga mereka akan mengalami kehancuran dan kebinasaan. (Q.S. Al-Maidah, 5:67).§ Fatanah artinya cerdik cendekia. Menurut akal sehat para pimpinan umat seperti para nabi dan rasul wajib bersifat fatanah atau cerdik cendekia. Karena dengan sifatnya yang fatanah para nabi dan rasul dapat berhujah, berdialog, terutama dengan para penentangnya. Oleh karena itu, mustahil para nabi dan rasul itu bersifat “baladah” (bodoh). (Q.S. Al-Baqarah,2 :258).
G.   Rasul Ulul Azmi beserta Mu’jizat-mu’jizatnya
Ulul azmi artinya orang yang memiliki keteguhan hati, tidak pernah berputus asa dalam mencapai segala yang di cita-citakan, ia memiliki kesungguhan dan keuletan dalam berusaha sehingga apa yang di cita-citakannya dapat tercapai. Dalam  Firman Allah :
 فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُوْلُوا الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلاَتَسْتَعْجِل لَّهُمْ كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَايُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلاَّسَاعَةً مِّن نَّهَارٍ بَلاَغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلاَّ الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ                            
Artinya : “Maka bersabarlah kami seperti orang-orang yang mempunyai keteguhanhati dari Rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegarakan (Azab) bagi mereka . Pada hari mereka melihat azab yang diancam kepada mereka, seolah-olah tidak tinggal (didunia)melainkan sesaat pada siang hari (inilah) suatu pelajaran yang cukup maka tisk dibinasakan melainkan kaum yang fasik”. ( Q.S Al- Ahqaf, 46 : 35 )
Adapun Rasul ulul azmi ada lima yaitu : Nabi Musa,  Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Isa, Nabi Muhammad SAW. Para Rasul ulul azmi ini di bekali Allah dengan mu’jizat yaitu :
  • Mu’jizat Nabi Musa AS antara lain membelah lautan dengan tongkat, lalu terbentanglah jalan raya di tengahnya, kejadian sebelumnya tongkat berubah menjadi ular besar yang melahap ular-ular kecil milik tukang sihir suruhan fir’aun.
  • Mu’jizat Nabi Nuh AS yaitu memancarnya air yang begitu deras dan dahsyat, sehingga menyebabkan banjir besar yang merendam seluruh negeri serta merupakan banjir terbesar di dunia.
  • Mu’jizat Nabi Ibrahim AS yaitu tidak hangus terbakar dalam api yang besar.
  • Mu’jizat Nabi Isa AS yaitu dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit berat yang tidak mampu disembuhkan oleh para dokter ahli saat itu sesuai dengan kecendrungan pengobatan masa itu.
·         Mu’jizat Nabi Muhammad SAW yaitu disamping mu’jizat yang hissiyyah ( indrawi ) seperti keluar air dari sela-sela jarinya guna keperluan para sahabat untuk berwudhu, Beliau juga dilengkapi mu’jizat yang abadi sepanjang zaman yaitu kitab suci Al-Qur’an.

H. Hikmah Beriman Kepada Rasul-rasul Allah SWT
Beriman kepada Rasul-rasul Allah akan memberikan hikmah yang besar bagi kita antara lain :
  1. Mengetahui betapa besarnya kasih sayang Allah kepada hambanya sehingga diutus beberapa Nabi untuk membimbing dan memberi petunjuk untuk kebahagian manusia baik didunia maupun diakhirat.
  2. Kita selalu bersyukur kepada Allah SWT, karena mengutus Nabi sebagai pembimbing keselamatan kita, itu adalah merupakan nikmat yang amat besar.
      3.   Melahirkan rasa cinta dan ta’zhim kepada Rasul, karena mereka berhasil mengemban amanah dari Allah SWT, walaupun dihalau oleh beberapa tantangan dan rintangan, namun risalah tersebut tetap tersebar sampai saat ini.
Selain itu hikmah beriman kepada Rasul juga dapat mengetahui jejak Rasul-rasul Allah, sehingga makin mantaplah keyakinan akan kesempurnaan islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW dan makin teguh berpegang pada ajaran Tuhan yang maha sempurna.

Jumat, 25 Januari 2019

Pertahankan Prestasi Tahfidz SMP Negeri Padang Panjang

Sebagaimana pemberitaan TV MU atau TV Muhammadiyah yang sudah berskala nasional dalam ekspos beritanya disampaikan,  dalam rangka memperingati milad MA KM Kauman Padang Panjang yang ke 89 diadakan lomba tahfidz pionering dan volly ball dalam pemberitaan itu juga disampaikan bahwa panitia menyatakan ini adalah lomba pertama tahfidz berantai yang diadakan di Sumatera Barat.

Dari 15 SMP/ MTS se Sumbar yang ikut andil dalam perlombaan tersebut satu hal yang sangat menarik bahwa yang menjadi juara di perlombaan tersebut semuanya diborong habis oleh SMP negeri Padang Panjang, yang jadi juara 1 SMP negeri 1 Padang Panjang dan juara 2 SMPN 5 Padang Panjang dan juara 3 SMP negeri 6 Padang Panjang

Satu hal yang menarik untuk dicermati  adalah tahfidz berantai yang diadakan pertama kali di Sumbar dan juara yang diraih oleh SMP negeri Kota Padang Panjang.

Tahfidz berantai atau tahfidz group merupakan suatu hal yang menarik karena yang dinilai bukan individu siswa tetapi seluruh siswa secara kolektif dan ini menunjukkan yang dinilai itu tidak hanya individu tetapi institusi penyelenggara tahfidz

Sekedar menginformasikan sebenarnya kegiatan lomba tahfidz grup di kota Padang Panjang sudah pernah dilakukan 1 bulan sebelumnya ketika wisuda tahfidz SMP negeri se kota Padang Panjang di mana untuk mencari juara-juara seluruh peserta atau wisuda tahfidz maka diadakan lomba tahfidz per group, dimana dari 6 SMP negeri yang ada di kota Padang Panjang yang keluar sebagai juara 1 putra adalah SMP 5 Padang Panjang juara 2 SMP 1 Padang Panjang dan juara 3 SMP 6 Padang Panjang, sedangkan untuk Putri yang meraih juara 1 adalah SMP 6 Padang Panjang dan juara 2 SMP 1 Padang Panjang sedangkan juara 3 diraih oleh SMP negeri 5 Padang Panjang

Kegiatan wisuda tahfidz ini merupakan kegiatan penutup dari kegiatan pembinaan tahfidz yang diadakan oleh pemerintah kota Padang Panjang melalui Kabag kesra. dari 1 tahun pembinaan tahfiz tersebut, lebih dari 300 siswa yang mendapatkan sertifikat wisuda atau tahfidz mulai dari 5,
3, 2 dan 1 juz.

Namun dalam sambutannya Kabag kesra menyampaikan bahwa program kegiatan tahfidz akan diambil alih oleh dinas pendidikan kota Padang Panjang sedangkan Kabag kesra fokus terhadap pembinaan tahfidz di kelurahan dengan program kampung tahfidz.

Sebenarnya bukan apa-apa,kegiatan tahfidz yang dilaksanakan di SMP negeri kota Padang Panjang jauh sebelum program tahfidz kota dilaksanakan,  masing-masing sekolah negeri yang ada di Padang Panjang telah melaksanakan program tahfidz kepada siswa-siswa mereka.

sebagai contoh SMP 5 Padang Panjang telah melakukan wisuda 5 angkatan wisudawan,  yang mana wisuda tersebut diadakan sekali 2 tahun,secara konsisten dari tahun 2009 kegiatan pembinaan tahfiz telah dilaksanakan dan wisuda pertama pada tahun 2011

Mulai dari kepala sekolah yang pertama Bapak Agus Setiawan, Bapak Syarifudin, Bapak Muji Sirwanto sampai ibu Ermita.  Dan terakhir pada wisuda angkatan ke- 5 l, SMP 5 Padang Panjang me wisuda kan 106 wisudawan tahfidz baik Juz 1,2 maupun 3 juz.

Begitu menggeliat nya program wisuda tahfidz tersebut, seluruh SMP negeri se kota Padang Panjang telah melaksanakan wisuda tahfidz di masing-masing sekolah.

Kegiatan tahfidz di SMP Negeri sebenarnya tidak dilaksanakan pada jam ekskul saja tapi setiap kesempatan yang ada ditambah juga pada jam pelajaran pendidikan al-qur'an yang fokus pada tahsin atau perbaikan bacaan Alquran dan setelah itu menghafalkan Alquran kemudian pemahaman dan pengamalan Alquran.

Jadi menurut kami prestasi yang diraih oleh SMP negeri kota Padang Panjang dalam bidang tahfidz bukan sesuatu yang kebetulan tetapi sebuah proses panjang dan kegigihan dari para pembina dan keikhlasan baik dari guru yang telah mendidik anak-anak kita di sekolah negeri.

Bukan membandingkan sekolah-sekolah yang ada di kota Padang Panjang. Namun begitulah adanya betapa besar nama MTS maupun pesantren-pesantren besar yang ada di Padang Panjang , mereka bisa sejajar dan malah prestasi mereka bisa melebihi dari siswa MTS maupun pesantren di kota  pendidikan ini.

Ini  merupakan prestasi yang luar biasa yang harus dipertahankan baik dan guru sekolah dan  stakeholder yang ada, seperti dinas pendidikan dan pemerintah kota Padang Panjang, mudah-mudahan bisa memberikan bantuan seperti program yang terencana dan bantuan moril dan pembiayaan bimbingan, sehingga pembinaan tahfidz semakin efektif, dan meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas.

Karena itu harapan penulis semoga program tahfidz yang telah diprogramkan oleh pemerintah kota baik melalui bagian kesra ataupun dinas pendidikan dapat terealisasi di sekolah-sekolah SMP negeri sehingga dapat mewujudkan secara utuh Padang Panjang sebagai kota tahfidz kota serambi Mekah dan kota lahirnya para ulama besar.



Selasa, 22 Januari 2019

Iman kepada nabi dan rasul

ATERI PAI SMP KELAS VIII SEMESTER II

Menjelaskan pengertian iman kepada Rasul Allah SWT

A. Pengertian Iman Kepada Rasul-rasul Allah

        Iman kepada Rasul Allah termasuk rukun iman yang keempat dari enam rukun yang wajib diimani oleh setiap umat Islam. Yang dimaksud iman kepada para rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih oleh Allah swt. untuk menerima wahyu dariNya untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia agar dijadikan pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Menurut Imam Baidhawi, Rasul adalah orang yang diutus Allah swt. dengan syari’at yang baru untuk menyeru manusia kepadaNya. Sedangkan nabi adalah orang yang diutus Allah swt. untuk menetapkan (menjalankan) syari’at rasul-rasul sebelumnya. Sebagai contoh bahwa nabi Musa adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun hanyalah nabi, sebab ia tidak diberikan syari’at yang baru. Ia hanya melanjutkan atau membantu menyebarkan syari’at yang dibawa nabi Musa AS.

B. Membaca dalil naqli tentang rasul-rasul Allah SWT


C. Menjelasakan tugas para rasul dan fungsi bagi kehidupan kita

Tugas pokok para rasul Allah ialah menyampaikan wahyu yang mereka terima dari Allah swt. kepada umatnya. Tugas ini sungguh sangat berat, tidak jarang mereka mendapatkan tantangan, penghinaan, bahkan siksaan dari umat manusia. Karena begitu berat tugas mereka, maka Allah swt. memberikan keistimewaan yang luar biasa yaitu berupa mukjizat.

Mukjizat ialah suatu keadaan atau kejadian luar biasa yang dimiliki para nabi atau rasul atas izin Allah swt. untuk membuktikan kebenaran kenabian dan kerasulannya, dan sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang menentang atau tidak mau menerima ajaran yang dibawakannya.

`Adapun tugas rasul adalah sebagai berikut:

1. Membawa kebenaran

Para Rasul bertugas membawa kebenaran, berupa agama Allah, untuk disampaikan kepada umatnya. Adapun umatnya diharapkan dapat mengikuti ajaran agama yang dibawa para rasul agar mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

2. Pembawa kabar gembira

Para rasul bertugas memberikan kabar gembira bagi siapa saja di antara umatnya yang patuh dan taat kepada perintah Allah swt. dan rasulNya (beriman dan beramal saleh) bahwa mereka akan mendapatkan balasan surga, sebagai puncak kenikmatan yang luar biasa.

3. Pemberi peringatan

Di samping membawa kabar gembira, para rasul juga bertugas untuk membri peringatan kepada umatnya yang membangkang,tidak mau beriman, menulak dakwahnya, ingkar, dan menentang Allah. Mereka diberi peringatan akan adanya siksa yang sangat pedih. Dengan peringatan itu, diharapkan mereka takut dan mau kembali kepada ajaran Allah. Dengan memerhatikan tugas rasul itu, maka tugas kita adalah menaati setiap ajaran, perintah, dan larangnnya.

Beriman kepada rasul mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kita. Antara lain:

1. Mendapat rahmat

Dengan beriman kepada rasul, kita akan mendapat rahmat Allah SWT. Karena tujuan Allah mengutus para rasul-Nya adalah untuk menyebarkan rahmat atau kasih sayang kepada manusia dan semesta alam.

Firman Allah:

وما ارسلناك الا رحمة للعالمين.

Artinya: Dan tidak kami mengutus kamu (muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. (Q.S. Al-Anbiya’, 21:107)

2. Mendapat figur yang dapat dijadikan suri tauladan

Tanpa adanya rasul, kita akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan figur yang bisa dijadikan suri tauladan. Padahal suri tauladan itu sangat penting bagi kehidupan ini. Karena mereka telah memberi pelajaran berharga kepada kita tentang cara beibadah, bermasyarakat, dan sebagainya.

لقد كان لكم في رسول الله اسوة حسنة لمن كان يرجوا الله واليوم الاخر وذكر الله كثيرا

Artinya:

3. Sebagai perantara mengenal Allah dengan segala sifat kesempurnaan-Nya.

Secara fitrah, manusi membutuhkan adanya zat yang lebih tinggi darinya, yaitu Tuhan. Orang-orang di pedalaman sekalipun yang belum pernah menerima dakwah agama, mereka tetap mengakui adanya kekuaatan yang melampaui mereka, sesuai dengan akal meereka.

Selasa, 15 Januari 2019

Hormat Serta Patuh Kepada Orang Tua Dan Guru

MMateri Pembelajaran

A.    HORMAT DAN PATUH TERHADAP ORANG TUA DAN GURU
1.      Hormat dan Patuh Terhadap Orang Tua
Keberadaan orang tua bagi seorang anak ibarat sebuah pohon dan buahnya. Tidak akan ada buah tanpa pohon, dan kuranglah bermanfaat sebuah pohon tanpa buah yang baik. Oleh karena itu, hubungan antara orang tua dan anak mestilah menjadi hubungan yang harmonis dan saling melengkapi. Bagi orang tua, menyayangi dan mengasihi anak tidak terbatas ruang dan waktu. Mereka tidak pernah lelah dan lalai dalam memberikan kasih sayang dan perhatiannya kepada anak-anaknya. Mereka mengerjakan apa yang menjadi kebutuhan anak-anaknya mulai bangun tidur hingga tidur kembali.
Di lain pihak, tidak sedikit anak yang tidak memperhatikan dan tidak peduli kepada orang tuanya. Ketika usia masih kecil hingga remaja, mereka kadang enggan menuruti nasihat dan perintah orang tuanya. Demikian pula, ketika mereka sudah dewasa dan sukses dalam karir, tak jarang orang tuanya terabaikan tanpa kasih sayang seperti kasih sayang yang didapatnya dari orang tua ketika kecil hingga besar. Bahkan, tidak sedikit seorang anak memperlakukan orang tuanya jauh dari sikap hormat, kasih, dan sayang.
a.       Makna orang tua bagi anak
Orang tua memiliki kedudukan tinggi dalam Islam. Setiap anak memiliki kewajiban untuk berbuat baik terhadap kedua orang tuanya. Kasih sayang yang tulus yang diberikan orang tua tidak akan mampu dibayar dengan uang oleh seorang anak. Oleh karena itu, kasih sayang, perhatian, dan pengorbanan orang tua harus dibalas dengan kebaikan, kasih sayang, dan pengorbanan yang serupa, meski tidak sebanding. Islam mengenal dua macam orang tua yang harus dihormati, yakni orang tua biologis yang telah melahirkan kita dan orang tua rohani yang telah mengantarkan kita mengenal Allah Swt.
b.      Kewajiban berbakti kepada orang tua
Berbakti dan berbuat baik kepada orang tua, mengasihi, menyayangi, menghormati, mendoakan, taat, dan patuh terhadap apa yang mereka perintahkan, termasuk melakukan hal-hal yang mereka sukai adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap anak kepada orang tuanya. Perilaku tersebut di dalam istilah agama Islam dinamakan birrul walidain.
Birrul walidain adalah hak kedua orang tua yang harus dilaksanakan oleh setiap anak, sepanjang keduanya tidak memerintahkan atau menganjurkan kemaksiatan atau kemusyrikan. Bahkan, seorang anak tetap harus berbakti meskipun orang tuanya kafir atau musyrik. Hal ini ditegaskan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya dalam surah Luqmān/31:15 yang artinya, “Jika keduanya (ibu bapakmu) memaksamu supaya engkau musyrik, menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak ketahui, maka janganlah engkau mengikuti keduanya, dan bergaullah dengan keduanya di dunia dengan baik.”
Islam mengatur hubungan antara anak terhadap kedua orang tuanya dan tata cara pergaulannya. Keduanya memiliki hak dan kewajiban yang saling berkaitan. Seorang anak tidak diperkenankan mengucapkan kata-kata yang kurang berkenan terhadap kedua orang tua, apalagi hingga membuat mereka sakit hati.
c.       Keutamaan berbakti kepada orang tua
Islam menempatkan kedudukan orang tua pada tempat terhormat dalam al-Qur’ān. Kedua orang tua menempati posisi penting dalam berbakti seorang manusia setelah beribadah kepada Allah Swt. Perlakuan kepada keduanya merupakan pintu keberkahan maupun kesulitan bagi seorang anak. Jika seorang anak berbakti dan memperlakukan dengan sebaik-baiknya sebagaimana yang Allah perintahkan, Allah akan memberikan keberkahan hidup kepada anak tersebut. Tetapi sebaliknya, jika seorang anak durhaka kepada ibu bapaknya, Allah tak segan-segan menyulitkan jalan hidupnya.
Banyak riwayat yang mengemukakan tentang keutamaan berbakti kepada orang tua. Keutamaan-keutamaan tersebut akan diperoleh seorang anak baik di dunia maupun di akhirat kelak. Adapun keutamaan-keutamaan berbakti kepada orang tua di antaranya adalah seperti berikut.
a.       Penghapus dosa besar
b.      Dipanjangkan usia dan dilimpahkan rezeki
c.       Akan mendapatkan bakti yang sama dari anak keturunan
d.      Dimasukkan ke dalam surga

2.      Hormat kepada guru
Guru adalah orang yang memberikan pengetahuan sekaligus pendidikan akhlak terhadap murid-muridnya. Ia mengajari cara membaca, berhitung, berpikir, dan sebagainya. Guru juga mengajarkan nilai-nilai moral dan nilai-nilai akhlak yang tinggi kepada murid-muridnya. Ia tidak hanya memberikan pengetahuan saat di sekolah, tetapi juga memberikan bimbingan saat dibutuhkan di luar sekolah.
Setiap guru pasti akan mengajarkan kebaikan-kebaikan yang mungkin tidak didapatkan seorang anak dari orang tuannya di rumah. Tanpa pendidikan dan bimbingannya, bisa jadi kita tidak akan mengetahui segala yang nyata maupun yang tersembunyi di alam raya ini. Tanpa bimbingannya pula, bisa jadi kita tidak dapat membedakan mana yang benar maupun yang salah, mana yang dibolehkan dan mana yang dilarang. Jasa seorang guru dalam mendidik dan mencerdaskan murid-muridnya tidaklah dapat diukur dengan materi. Berkat jasa gurulah, kita menjadi terpelajar.
Dalam ajaran Islam, guru atau ulama adalah orang yang memiliki pengetahuan luas dibandingkan dengan orang lainnya. Ia merupakan pewaris para nabi dalam menyampaikan kebaikan kepada orang lain. Allah Swt. berfirman:

Artinya: “...Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (Q.S Fātir/35:28)
a.       Adab Seorang Murid Kepada Guru
Sebagaimana seorang anak memperlakukan orang tuanya, bagitu pulalah sikap yang harus ditunjukkan oleh murid kepada gurunya. Karena jasanya yang sangat besar kepada murid-muridnya, sudah selayaknya seorang murid menerapkan perilaku atau adab yang baik kepada gurunya. Adapun adab seorang murid kepada guru di antaranya adalah sebagai berikut.
·         Hendaklah merendahkan diri di hadapan guru, tidak keluar dari tempat belajar sebelum mendapat izin dari guru.
·         Hendaklah memandang guru dengan penuh rasa ta’zim atau hormat dengan meyakini bahwa gurunya memiliki kelebihan.
·         Hendaklah duduk di hadapan guru dengan sopan, tenang, dan mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru.
·         Hendaklah tidak berjalan, duduk, atau memulai perkataan sebelum meminta izin kepada guru.
·         Patuh terhadap perkataan dan perintahnya.

B.     DALIL DAN HADITS TENTANG HORMAT DAN PATUH TERHADAP ORANG TUA DAN GURU
Al-Qur’an Surat Al-Isra’ (17) ayat 23-24.
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا
 فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
 “Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah satu seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Qs. Al Israa’ [17]:23)
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku,kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil’.” (Qs. Al Israa’ [17]:24)
Surat Al-Isra ayat 23-24 memiliki kandungan mengenai pendidikan berkarakter. Definisi dari karakter adalah satu kesatuan yang membedakan satu dengan yang lain atau dengan kata lain karakter adalah kekuatan moral yang memiliki sinonim berupa moral, budipekerti, adab, sopan santun dan akhlak. Akhlak dan adab sumbernya adalah wahyu yakni berupa Al-Qur’an dan Sunah. Sedangkan budi pekerti, moral, dan sopan santun sumbernya adalah filsafat. Kembali kepada pengertian dari Surah Al-Isra ayat 23 disebutkan bahwa yang pertama Allah memerintahkan kepada hamba-hambanya untuk menyembah Dia semata, tidak ada sekutu bagi-Nya.yang kedua, kita harus berbakti kepada orang tua. Lalu pada ayat 24 disebutkan bahwa anak hendaknya mendoakan kedua orang tuanya. Ulama menegaskan bahwa doa kepada kedua orang tua yang dianjurkan adalah bagi yang muslim, baik yang masih hidup atau telah meninggal. Sedangkan bila ayah atau ibu yang tidak beragama islam telah meninggal, maka terlarang bagi anak untuk mendoakannya. Dari penjelasan di atas sangat jelas bahwa ketika kita menghargai dan menyayangi orang tua kita dengan baik maka akan menumbuhkan akhlak serta moral yang baik pula bagi anak sedangkan jikalau kita acuh maka akan timbuh akhlak dan moral yang tidak baik. Dengan kata lain, hal ini sangat berpengaruh dalam pendidikan karakter. Antara orangtua sebagai pendidik dan anak. Segala sesuatu yang diajarkan dengan baik pada mulanya akan menanamkan karakter yang baik pula pada anak. Untuk itu berbakti kepada orang tua merupakan suatu cara yang harus dilakukan.
Hadis Abdullah ibnu Umar tentang ridho Allah terletak pada ridho orang tua.
عَنْ عَبْدُ الله بن عَمْرٍو رضي الله عنهما قال قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: رِضَى اللهُ فى رِضَى الوَالِدَيْنِ و سَخَطُ الله فى سَخَطُ الوَالِدَيْنِ ( اخرجه الترمذي وصححه ابن حبان والحاكم)
Artinya: dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah bersabda: “ Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murka orang tua”. ( H.R.A t-Tirmidzi. Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)[1][1]
Guru adalah orang tua kedua, yaitu orang yang mendidik murid-muridnya untuk menjadi lebih baik sebagaimana yang diridhoi Alloh ‘azza wa jalla. Sebagaimana wajib hukumnya mematuhi kedua orang tua, maka wajib pula mematuhi perintah para guru selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan syari’at agama.
Di antara akhlaq kepada guru adalah memuliakan, tidak menghina atau mencaci-maki guru, sebagaimana sabda Rosululloh saw
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا وَ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا
“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan orang yang lebih tua dan tidak menyayangi orang yang lebih muda.” ( HSR. Ahmad dan At-Tirmidzi )
Selain memuliakan dan tidak menghina akhlak kepada guru adalah mendatangi tempat belajar dengan ikhlas dan penuh semangat, sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
 مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu padanya, Alloh mudahkan baginya dengannya jalan menuju syurga.” ( HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )
C.    PERILAKU YANG MENCERMINKAN SIKAP HORMAT DAN PATUH TERHADAP ORANG TUA DAN GURU
1.      Perilaku Yang Mencerminkan Sikap Sayang, Hormat dan Patuh Kepada orang tua diantaranya adalah:
a.       Jika orang tua masih hidup yaitu:
·         Mengucapkan salam saat akan meninggalkan atau menemuinya.
·         Mendengarkan segala perkataannya dengan penuh rasa hormat dan rendah hati.
·         Tidak memotong pembicaraannya karena itu akan menyakiti hati keduanya.
·         Berpamitan atau meminta izin ketika akan pergi ke luar rumah, baik untuk bersekolah atau keperluan lainnya.
·         Mencium tangan kedua orang tua jika akan pergi dan kembali dari bepergian.
·         Membantu pekerjaan rumah atau pekerjaan lain yang akan meringankan beban orang tua.
·         Berbakti dengan melaksanakan nasihat dan perintah yang baik dari keduanya.
·         Merawat dengan penuh keikhlasan dan kesabaran apalagi jika keduannya sudah tua dan pikun.
·         Merendahkan diri, kasih sayang, berkata halus dan sopan, serta mendoakan keduanya.
·         Menyambung silaturahim meskipun hanya melalui telepon ketika jarak sangat jauh.
·         Memberikan sebagian rezeki yang kita miliki meskipun mereka tidak membutuhkan.
·         Selalu meminta doa restu orang tua dalam menghadapi suatu permasalahan.
b.      Jika orang tua sudah meninggal, yaitu:
·         Melaksanakan wasiat dan menyelesaikan hak Adam yang ditinggalkannya (utang atau perjanjian dengan orang lain yang masih hidup).
·         Menyambung tali silaturahim kepada kerabat dan teman-teman dekatnya atau memuliakan teman-teman kedua orang tua.
·         Melanjutkan cita-cita luhur yang dirintisnya atau menepati janji kedua ibu bapak.
·         Mendoakan ayah ibu yang telah tiada itu dan memintakan ampun kepada Allah Swt. dari segala dosa orang tua kita.
2.      Perilaku yang mencerminkan sikap hormat dan patuh kepada guru diantaranya:
·         Seorang murid hendaklah hormat kepada guru, mengikuti pendapat dan petunjuknya.
·         Seorang murid hendaklah memberi salam terlebih dahulu kepada guru apabila menghadap atau berjumpa dengan beliau.
·         Seorang murid hendaklah memandang gurunya dengan keagungan dan meyakini bahwa gurunya itu memiliki derajat kesempurnaan, sebab hal itu lebih memudahkan untuk mengambil manfaat dari beliau.
·         Seorang murid hendaklah mengetahui dan memahami hak-hak yang harus diberikan gurunya dan tidak melupakan jasanya.
·         Seorang murid hendaklah bersikap sabar jika menghadapi seorang guru yang memiliki perangai kasar dan keras.
·         Seorang murid hendaklah duduk dengan sopan di hadapan gurunya, tenang, merendahkan diri, hormat sambil mendengarkan, memperhatikan, dan menerima apa yang disampaikan oleh gurunya.
·         Seorang murid hendaklah ketika mengadap gurunya dalam keadaan sempurna dengan badan dan pakaian yang bersih.
·         Seorang murid hendaklah jangan banyak bicara di depan guru ataupun membicarakan hal-hal yang tidak berguna.
·         Seorang murid hendaklah jangan bertanya dengan tujuan untuk mengujinya dan menampakkan kepandaian kepada guru.
·         Seorang murid hendaklah jangan bersenda gurau di hadapan guru.
·         Seorang murid hendaklah jangan menanyakan masalah kepada orang lain ditengah majlis guru.
·         Seorang murid hendaknya tidak banyak bertanya, apalagi jika pertanyaan itu tidak berguna.
·         Jika guru berdiri, Seorang murid hendaklah ikut berdiri sebagai penghormatan kepada beliau.
·         Seorang murid hendaklah tidak bertanya suatu persoalan kepada guru ketika sedang di tengah jalan.
·         Seorang murid hendaklah tidak menghentikan langkah guru di tengah jalan untuk hal-hal yang tidak berguna.
·         Seorang murid hendaklah tidak berburuk sangka terhadap apa yang dilakukan oleh guru  ( guru lebih mengetahui tentang apa yang dikerjakannya).
·         Seorang murid hendaklah tidak  mendahului jalannya ketika sedang berjalan bersama.
·         Ketika guru sedang memberi penjelasan/ berbicara hendaklah murid tidak memotong pembicaraannya. Kalaupun ingin menyanggah pendapat beliau maka sebaiknya menunggu hingga beliau selesai berbicara dan hendaknya setiap memberikan sanggahan atau tanggapan disampaikan dengan sopan dan dalam bahasa yang baik.
·         Apabila ingin menghadap atau bertemu untuk sesuatu hal maka sebaiknya murid memberi konfirmasi terlebih dahulu kepada guru dengan menelphon atau mengirim pesan, untuk memastikan kesanggupannya dan agar guru tidak merasa terganggu.
·         Murid haruslah berkata jujur apabila guru menanyakan suatu hal kepadanya.
·         Seorang murid hendaklah menyempatkan diri untuk bersilaturahim ke rumah guru di waktu-waktu tertentu, sebagai bentuk rasa saying kita terhadap beliau. Meskipun sudah tidak dibimbing lagi oleh beliau ( karena sudah lulus) murid hendaklah tetap selalu mengingat jasanya dan tetap terus mendoakan kebaikan –kebaikan atas mereka.

Mari Bertafakur

Mari Bertafakur Kalian tentunya sudah tahu bahwasannya agama merupakan pondasi hidup manusia sehari-hari. Dalam agama Islam, salat merupakan...